Senin, 14 November 2011

FENOMENA ALAM

Fenomena Hujan Es


Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virgaadalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun, atauzona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragamanekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 millimetre (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antarktika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun dengan kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur. (sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan)


Fenomena Petir

Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udaramengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Petir)


Fenomena Pelangi

Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.
Pembentukan
Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.
Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pelangi)


Fenomena Air Terjun Berdarah

Inilah salah satu fenomena alam yang langka terjadi, bagaimana tidak dari sebuah sumber air yang mengalir pada sebuah air terjun bisa terdapat aliran darah yang mengalir terus menerus namun agak lambat. Hal ini terjadi di sebuah Gletser di Antartika tepatnya di lembahMc Murdo wilayah kutub selatan. Pertama kali seorang geolog menemukan air terjun beku tahun 1911 dan mereka menemui hal aneh yang mereka kira adalah warna merah yang mengalir merupakan warna yang berasal dari ganggang merah, namun sifta sejatinya ternyata lebih dari yang mereka duga.
             
Kira-kira 2 juta tahun yang lalu Gletser Taylor terkurung dibawah aliran air yang mengandung kumpulan mikroba kuno, dan mereka terisolasi disana dibawah lapisan es yang sangat tebal secara alami, berkembang secara independen mikroba ini hidup tanpa cahaya, panas dan oksigen, dan disana mereka terperangkap pada suatu kondisi salinitas yang sangat tinggi dan kaya akan zat besi sehingga memberikan warna yang merah sama dengan zat besi dalam darah. Dan Air terjun ini terjadi karena adanya sebuah celah dari gletser tersebut yang memungkinkan air subglacial tersebut keluar, membentuk air terjun tanpa mencemari ekosistem didalamnya. Para ilmuwanpun akhirnya menduga dari kesimpulan tersebut bisa sangat mungkin terjadi juga di planet planet lain seperti Mars dan Yupiter, Air terjun berdarah ini benar benar suatu fenomena alam yang ajaib baik secara visual maupun ilmiah. (sumber:http://ruanghati.com/2009/09/10/fenomena-alam-aneh-air-terjun-mengeluarkan-darah-yang-mengalir-terus-videopics/)


Fenomena Hujan Darah
 Orang India menyangka bahwa warna merah darah pada hujan ini karena pasir gurun Arab yang terbawa dan tercampur air. Seperti kejadian pada tahun 1968 dimana partikel gurun pasir Arab bercampur dengan air hujan dan menyebabkan hujan serupa di Inggris saat itu.

Namun hujan darah di Kerala India sangat berbeda karena warna merah yang awalnya di dikira percampuran pasir dan air, ternyata merupakan sel hidup, sehingga muncul anggapan bahwa sel tersebut adalah sel alien. Dan sel ini mempunyai komposisi 45% oksigen, 50% karbon dan selebihnya yakni 5% lagi ialah unsur lain seperti sodium dan besi. Tidak hanya itu, sel ini juga mampu membelah diri seperti amuba. Dan berdiameter umum antara 3 hingga 10 mikrometer yang di perkuat dengen ketebalan dinding sel.  
Sempat muncul teori bahwa darah yang tercampur dengan air hujan merupakan darah kelelawar yang terkena ledakan meteor. Namun teori tersebut di bantah, karena tidak ditemukan adanya bangkai kelelawar, atau indikasi yang mendukung teori itu. Para ilmuwan silang pendapat mengenai masalah ini, sebagian lain menganggap hujan darah India adalah pasir Arab yang tercampur air hujan dan ada yang bilang darah kelelawar. Namun pendapat tersebut dibantah oleh ilmuwan yang meyakini bahwa hujan tersebut mengandung sel hidup, salah satunya ialah ahli mikrobiologis Milton Wainwright dari Universitas Sheffield, Inggris. Wainwright menemukan bahwa unsur merah yang ada pada hujan ini adalah murni sel hidup. Karena ia menemukan keberadaan DNA dari sel tersebut, meskipun ia belum berhasil memecahkannya. Kejadian ini mempopulerkan kembali teori Panspermia, yakni teori yang meyakini bahwa kehidupan di bumi kita ini asalnya dari luar angkasa, dan Panspermia cenderung mendukung teori dasar Charles Darwin bahwa bakteri yang hidup di bumi mempunyai karakteristik luar bumi. .(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pelangi)


Minggu, 09 Oktober 2011

Pengertian Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam limbah cair oleh gaya gravitasi, pada umumnya proses Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.
Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistim pengolahan. Jika kekeruhan dari influent tinggi,sebaiknya dilakukan proses sedimentasi awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi, dengan demikian akan mengurangi beban pada treatment berikutnya. Sedangkan secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk memisahkan dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge, OD, dlsb) dimana lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur tersendiri.
Sedimen dari limbah cair mengandung bahan bahan organik yang akan mengalami proses dekomposisi, pada proses tersebut akan timbul formasi gas seperti carbon dioxida, methane, dlsb. Gas tersebut terperangkap dalam partikel lumpur dimana sevvaktu gas naik keatas akan mengangkat pule partikel lumpur tersebut, proses ini selain menimbulkan efek turbulensi juga akan merusak sedimen yang telah terbentuk. Pada Septic-tank, Imhoff-tank dan Baffle-reactor, konstruksinya didesain sedemikian rupa guna menghindari efek dari timbulnya gas supaya tidak mengaduk/merusak partikel padatan yang sudah mapan (settle) didasar tangki, sedangkan pada UASB (Uplift Anaerobic Sludge Blanket)justru menggunakan efek dari proses tersebut untuk mengaduk aduk partikel lumpur supaya terjadi kondisi seimbang antara gaya berat dan gaya angkat pada partikel lumpur, sehingga partikel lumpur tersebut melayang-layang/mubal mubal. Setelah proses dekomposisi dan pelepasan gas, kondisi lumpur tersebut disebut sudah stabil dan akan menetap secara permanen pada dasar tangki, sehingga sering juga proses sedimentasi dalam waktu yang cukup lama disebut dengan proses Stabilisasi. Akumulasi lumpur (Volume) dalam periode waktu tertentu(desludging-interval) merupakan parameter penting dalam perencanaan pengolahan limbah dengan proses sedimentasi dan stabilisasi lumpur. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/sedimentasi-pengendapan-pada-pengolahan-limbah-cair/)
PENGERTIAN BANJIR
Banjir  adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam  daratan. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir)
Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut.







PENYEBAB BANJIR
·        Curah hujan dalam jangka waktu panjang.
·        Bendungan  dan saluran air rusak.
·        Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air tersumbat.
·        Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.
·        Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
·        Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi
          jalan / tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada.
·        Pembabatan hutan secara liar
·        Di daerah  bebatuan  daya  serap  air  sangat  kurang, mengakibatkan banjir
         kiriman atau banjir bandang.
·       Ketidak sadaran masyarakat untuk tidak memperdulikan sampah
·      Tidak adanya tempat untuk penampungan sampah yang layak
Faktor alam penyebab terjadinya banjir adalah:
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah (seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai.
 PENANGGULANGAN BANJIR
Adalah kita harus menyadarkan diri kita sendiri dengan tidak membuang sampah pada tempatnya, dan Salah satu faktor penyebabnya adalah kepedulian masyarakat terhadap pembuangan sampah yang sembarangan yang akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan tersumbat, selain itu memang ada faktor penyebab lain yaitu adanya banjir kiriman dari Bogor dan sekitarnya, tidak adanya resapan air yang cukup, kawasan Puncak yang sudah tidak sesuai lagi dengan peruntukannya dll termasuk curah hujan yang melebihi batas normal.
Untuk mengatasi banjir ini pemerintahlah yang bertanggung jawab, namun demikian peran serta masyarakat juga penting, contoh sederhana misalnya membuang sampah tidak pada tempatnya (di sungai dsb). Masyarakat harus didorong agar peduli terhadap masalah Banjir yang merupakan hajatan rutin ini. Apabila banjir tiba masyarakat sendirilah yang banyak terkena dampaknya. (http://forum.detik.com/showthread.php?t=96937)
Ada tiga metode penanggulangan banjir. Pertama, memindahkan warga dari daerah rawan banjir. Cara ini cukup mahal dan belum tentu warga bersedia pindah, walau setiap tahun rumahnya terendam banjir. Kedua, memindahkan banjir keluar dari warga. Cara ini sangat mahal, tetapi sedang populer dilakukan para insinyur banjir, yaitu normalisasi sungai, mengeruk endapan lumpur, menyodet-nyodet sungai. Faktanya banjir masih terus akrab melanda permukiman warga. Ketiga, hidup akrab bersama banjir. Cara ini paling murah dan kehidupan sehari-hari warga menjadi aman walau banjir datang, yaitu dengan membangun rumah-rumah panggung setinggi di atas muka air banjir.

Secara normatif, ada dua metode penanggulangan banjir. Pertama, metode struktur, yaitu dengan konstruksi teknik sipil, antara lain membangun waduk di hulu, kolam penampungan banjir di hilir, tanggul banjir sepanjang tepi sungai, sodetan, pengerukan dan pelebaran alur sungai, sistem polder, serta pemangkasan penghalang aliran.
Kedua, berupa manajemen di hulu daerah aliran sungai, antara lain pengedalian erosi, pengendalian perizinan pemanfaatan lahan, tidak membuang sampah dan limbah ke sungai, kelembagaan konservasi, pengamanan kawasan lindung, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan konservasi. (http://erwinwirawan.blogspot.com/2009/02/penanganan-banjir-di-jakarta.html)
DAMPAK BANJIR
1.      Keselamatan
2.      Kesehatan / banyaknya penyakit (Leptospirosis,diare,tetanus, Poliomyelitis)
3.      Kesejahteraan masyarakat
4.     Hilangnya habitat, berkurangnya makluk)
5.   Keluarga menjadi pecah belah/hilangnya anggota keluarga
6.   Munculnya wabah penyakit      
            Kondisini ini sangat memperhatinkan bagi masyarakat kita sendiri dan menimbulkan gurugian yang sangat besar. Dan terutama fisik dan batin yang di alami korban banjir, Banjir juga biasanya menghancurkan semua sarana dan prasarana transportasi sehingga menyebabkan suplai makanan terhambat. Akibatnya, pengungsi korban banjir terancam kelaparan.


BANJIR TERBESAR DIJAKARTA
Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya sejak 1 Februari 2007 malam hari. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.
Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan, hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.
Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007. (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007)














DAMPAK BANJIR BAGI  EKONOMI
Sangat merugikan sekali bagi warga Indonesia yang terkena dampak banjir tersebut, Dari catatan Menteri Perindustrian, 23 perusahaan yang berhenti beroperasi. Sebagian kantor mereka ada yang terendam, tak mendapat aliran listrik, dan ada karyawannya tidak masuk kerja lantaran kebanjiran. Belum lagi industri kecil. Contohnya di sentra tekstil Cipulir sekitar 560 unit usaha berhenti beroperasi, 2.100 unit usaha mebel dan furnitur ditutup karena terendam.
Semua perusahaan terkena dampak banjir, terutama pengusaha kecil, akan terseok-seok untuk bangkit kembali. Sebab, lazimnya, mereka tidak memiliki uang tabungan dalam jumlah besar. Tak salah jika perbankan berinisiatif memberikan keringanan bagi para debitor yang terkena dampak bencana banjir.
Ada pula dampak ekonomi ikutan yang langsung dirasakan masyarakat. Harga kebutuhan rumah tangga naik 30%. Kenaikan ini terjadi karena pasokan dan distribusi barang tidak lancar akibat terkendala banjir. Laju inflasi juga naik, khususnya di Jakarta. Belum lagi kemungkinan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK). Dapat dipastikan pula, bagi usaha-usaha kecil sementara waktu akan mengistirahatkan karyawannya hingga kondisi usahanya benar-benar stabil kembali.
Dalam skala yang lebih luas, maka banjir kali ini akan membengkakkan angka pengangguran dan kemiskinan. Ratusan ribu orang yang terkena banjir, sebagian besar adalah rakyat kalangan bawah. Sehingga, akibat banjir, mereka akan masuk dalam deretan orang-orang miskin. (http://www.majalahtrust.com/indikator/surat/1157.php)